Exixtensi Bahasa Indonesia dalam Globalisasi
Derasnya
arus globalisasi di dalam kehidupan kita akan berdampak pula pada perkembangan
dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan
budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu, bangsa
Indonesia mau tidak mau harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas,
baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan istilah baru di dalam
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara
tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua
produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu, termasuk bahasa Indonesia,
yang dalam itu, sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir dan sarana
pendukung pertumbuhan dan perkembangan iptek itu.
Bahasa
Indonesia merupakan jati diri bangsa Indonesia di dunia internasional. Selain
itu, bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang dapat menyatukan berbagai
suku di seluruh Indonesia. Melalui bahasa Indonesia, antar suku dalam
masyarakat Indonesia dapat berkomunikasi dengan baik.
Penggunaan
bahasa Indonesia saat ini telah mengalami penurunan, dalam arti masyarakat
sekarang ini lebih sering menggunakan bahasa asing atau bahasa gaul dalam
kehidupannya. Tidak hanya di kehidupan masyarakat, dalam dunia pendidikan pun
bahasa Indonesia yang baik dan benar sudah mulai mengalami penurunan.
Dapat
kita ketahui bersama bahwa sekarang ini banyak masyarakat Indonesia menggunakan
bahasa asing dan bahasa pergaulan yang sangat berbeda dengan kaidah-kaidah
kebahasaan. Hal tersebut dapat menurunkan kemampuan berbahasa pada masyarakat
bangsa ini, secara tidak langsung akan mengurangi rasa nasionalisme yang
tertanam pada diri mereka. Jika hal itu dibiarkan begitu saja maka bahasa
Indonesia lama kelamaan akan punah dan terasing di negerinya sendiri.
Sehubungan
dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh sebagian
masyarakat Indonesia maka, perlu adanya pelestarian bahasa supaya bahasa
Indonesia tidak terkikis oleh perkembangan zaman di tengah arus globalisasi.
Diperlukan juga adanya tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap
eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan,
dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
KEDUDUKAN
DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA
Era
globalisasi akan menyentuh semua aspek kehidupan, termasuk bahasa. Bahasa yang
semakin global dipakai oleh semua bangsa di dunia ialah bahasa Inggris, yang
pemakainya lebih dari satu miliar. Akan tetapi, sama hanya denga bidang-bidang
kehidupan laian, sebagaimana dikemukakan oleh Naisbii (1991) dalam bukunya
Global Paradox, akan terjadi paradoks-paradoks dalam berbagai komponen
kehidupan, termasuk bahasa. Bahasa Inggris, misalnya, walaupun pemakainya
semakin besar sebagai bahasa kedua, masyarakat suatu negara akan semakin kuat
juga memempertahankan bahasa ibunya. Di Islandia, sebuah negara kecil di Erpa,
yang jumlah penduduknya sekitar 250.000 orang, walaupun mereka dalam
berkomunikasi sehari-hari menggunakan bahasa Inggris seabagai bahasa kedua,
negara ini masih mempertahankan kemurnian bahasa pertamanya dari pengaruh
bahasa Inggris. Di Kubekistan (Guebec), yang salama ini peraturan di negara
bagian ini mewajibkan penggunaan bahasa Perancis untuk semua papan nama,
sekarang diganti dengan bahasa sendiri. Demikian juga negara-negara pecahan
Rusia seperti Ukraina, Lithuania, Estonia (yang memisahkan diri dari Rusia)
telah menggantikan semua papan nama di negara tersebut yang selama itu
menggunakan bahasa Rusia.
EKSISTENSI
BAHASA INDONESIA
Eksistensi
Bahasa Indonesia Pada era globalisasi sekarang ini, jati diri bahasa Indonesia
perlu dibina dan dimasyarakatkan oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini
diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh budaya asing
yang tidak sesuai dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia. Pengaruh alat
komunikasi yang begitu canggih harus dihadapi dengan mempertahankan jati diri
bangsa Indonesia, termasuk jati diri bahasa Indonesia. Ini semua menyangkut
tentang kedisiplinan berbahasa nasional,pemakai bahasa Indonesia yang
berdisiplin adalah pemakai bahasa Indonesia yang patuh terhadap semua kaidah
atau aturan pemakaian bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi dan
kondisinya. Disiplin berbahasa Indonesia akan membantu bangsa Indonesia untuk
mempertahankan dirinya dari pengaruh negatif asing atas kepribadiannya sendiri.
Peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana keilmuan perlu terus
dilakukan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seirama
dengan ini, peningkatan mutu pengajaran bahasa Indonesia di sekolah perlu terus
dilakukan.
TANTANGAN
DAN PELUANG PADA ERA GLOBALISASI
Era
globalisasi yang ditandai dengan arus komunikasi yang begitu dahsyat menuntut
para pengambil kebijakan di bidang bahasa bekerja lebih keras untuk lebih
menyempurnakan dan meningkatkan semua sektor yang berhubungan dengan masalah
pembinaan bahasa. Sebagaimana dikemukakan oleh Featherston (dalam Lee, 1996),
globalisasi menembus batas-batas budaya melalui jangkauan luas perjalanan
udara, semaki luasnya komunikasi, dan meningkatnya turis (wisatawan) ke
berbagai negara.
Melihat
perkembangan bahasa Indonesia di dalam negeri yang cukup pesat, perkembangan di
luar negeri pun sangat menggembirakan. Data terakhir menunjukkan setidaknya 52
negara asing telah membuka program bahasa Indonesia (Indonesian Language
Studies). Bahkan, perkembangan ini akan semakin meingkat setelah terbentuk
Badan Asosiasi Kelompok Bahasa Indonesia Penutur Asing di Bandung tahun 1999. Walaupun
perkembangan bahasa Indonesia semakin pesat di satu sisi, di sisi lain peluang
dan tantangan terhadap bahasa Indonesia semakin besar pula. Berbagai peluang
bahasa Indonesia dalam era globalisasi ini antara lain adanya dukungan luas
dari berbagai pihak, termasuk peran media massa. Sementara itu, tantangannya
dapat dikategorikan atas dua, yaitu tantangan internal dan tantang eksternal.
Tantang internal berupa pengaruh negatif bahasa daerah berupa kosakata,
pembentukan kata, dan struktur kalimat. Tantangan eksternal datanga dari
pengaruh negatif bahasa asing (teruatama bahasa Inggria) berupa masuknya
kosakata tanpa proses pembenukan istilah dan penggunaan struktur kalimat bahasa
Inggris.
PERKEMBANGAN
DAN PERGESERAN BAHASA INDONESIA
Perkembangan
bahasa Indonesia sangat tergantung pada tingkat keberhasilan menciptakan
kosakata dan istilah-istilah baru. Bahasa Indonesia sudah mulai mengglobal
penggunaannya karena bahasa Indonesia memiliki sifat terbuka dan demokratis.
Tetapi, kenyataan yang terjadi sekarang ini anak-anak muda yang merupakan
penerus bangsa sudah tidak peduli dengan bahasa sendiri. Mereka lebih senang
dan bangga menggunakan bahasa asing seperti bahasa Inggris serta lebih senang
menggunakan bahasa gaul dalam kehidupan sehari-hari. Bukan hanya remaja
Indonesia tetapi hampir seluruh kalangan masyarakat di Indonesia menggunakan
bahasa asing dan bahasa gaul dalam penggunaan bahasa Indonesia, baik secara
lisan maupun secara tulisan pada media cetak dan media elektronik. Penggunaan
bahasa asing dan bahasa gaul itu sendiri tidak lagi berfungsi sebagai pendukung
bahasa Indonesia, tetapi dapat menggeser keberadaan bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional.
Tergesernya
penggunaan bahasa Indonesia oleh bahasa asing dan gaul tidak luput karena
adanya kemajuan teknologi yang banyak sekali dalam aplikasinya menggunakan
bahasa asing. Ditambah lagi dengan maraknya penggunaan bahasa gaul dikalangan
artis, media massa dan media elektronik yang membuat remaja semakin sering
menirukannya pada kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, keberadaan bahasa
Indonesia harus dijaga dan dilestarikan penggunaanya.
Meskipun
demikian tidak salah jika siswa belajar bahasa asing karena pada zaman
sekarang siswa memang harus dapat
berkomunikasi dengan negara luar agar tidak ketinggalan zaman. Namun, hal
tersebut juga jangan menjadi alasan untuk melupakan dan malas belajar bahasa
Indonesia yang menjadi bahasa ibu kita karena tidak sepantasnya siswa penerus
bangsa yang cinta kepada Indonesia harus menomor duakan bahasa sendiri.
Tugas
kita sekarang sebagai pengajar bahasa, pemerhati bahasa dan masyarakat
Indonesia adalah mempertahankan eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional, sehingga jati diri bangsa Indonesia tetap tampak di mata dunia.
Penggunaan bahasa asing dan bahasa gaul dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya
wajar-wajar saja, tetapi harus sesuai dengan situasi dan kondisi yang
memungkinkan. Hal itu berarti kosakata bahasa Indonesia harus tetap digunakan
dalam berkomunikasi hanya saja bahasa Indonesia perlu dimodernkan dan
diupayakan sejajar dengan bahasa-bahasa lain di dunia.
PENGERTIAN
BAHASA ASING DAN BAHASA GAUL
Bahasa
asing adalah bahasa kedua yang dipelajari anak sesudah bahasa ibunya. Biasanya
seseorang dapat menguasai lebih dari satu bahasa asing. Sedangkan bahasa gaul
adalah bahasa nonresmi yang digunakan oleh kalangan tertentu yang sifatnya
sementara, biasanya digunakan oleh kalangan remaja. Bahasa gaul digunakan untuk
menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelmpok usia lain agar pihak
lain tidak mengetahui apa yang sedang di bicarakan. Bahasa gaul atau yang
sering disebut bahasa prokem.
Menurut
Sumarsono dan Paina Partana (2004:153-154), bahasa prokem pernah di angkat oleh
Lita Pamela Kawira pasca seminar sosiolinguistik II di Jakarta. Bahkan
sebelumnya sudah terbit Kamus Bahasa Prokem oleh Pratama Rahardja dan Henri
Chambert Loir (1988). Pencipta asli bahasa prokem adalah kaum preman. Rumus
pembentukan bahasa prokem itu sebagian memakai penyisipan -ok- di tengah kata
yang sudah di susutkan.
Bahasa
Indonesia
|
Bahasa prokem
(informal)
|
Aku, saya
|
Gue, gua
(ditulis pula gw)
|
Kamu
|
Lu, lo (ditulis pula lw)
|
Penatlah!
|
Capek deh!
|
Benarkah?
|
Emangnya bener?
|
Tidak
|
Enggak, kagak
|
Tidak peduli
|
Emang gue pikirin!
|
DAMPAK
BAHASA ASING DAN BAHASA GAUL
Maraknya
pemakaian bahasa asing dan bahasa gaul dalam kehidupan sehari-hari pada
masyarakat Indonesia tentunya akan mempengaruhi sikap masyarakat Indonesia
terhadap bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia tentunya akan tergeser pemakaiannya
karena masyarakat Indonesia lebih senang menggunakan bahasa asing dan gaul. Ada
beberapa alasan mengapa para remaja lebih senang menggunakan bahasa asing atau
gaul daripada menggunakan bahasa Indonesia, berikut alasannya:
·
Dengan bahasa gaul bisa
lebih akrab, tapi hanya untuk seumuran saja.
·
Mereka mengaggap bahasa
gaul lebih cepat dan santai.
·
Supaya tidak monoton dan
lebih efektif.
·
Karena lebih efisien
untuk berbicara
·
Membuat seseorang lebih
terlihat gaul, modern, pintar, dan terpandang.
·
Hanya ikut-ikutan saja.
Mereka
sering menganggap pelajaran bahasa Indonesia itu sepele, padahal belum
tentu mereka dapat menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar. Penilaian masyarakat Indonesia yang seperti
itu menyebabkan bahasa gaul dan asing akan semakin mendominasi dalam kehidupan
sehari-hari pada masyarakat Indonesia, akan menimbulkan beberapa dampak. Dampak
yang timbul salah satunya akan membuat menurunya derajat bahasa Indonesia
dimata masyarakatnya dan yang lebih parah akan menyebabkan punahnya bahasa
Indonesia. Berikut ini dampak positif dan negatif yang ditimbulkan akibat
maraknya pemakaian bahasa gaul dan asing dalam kehidupan sehari-hari:
1. Dampak positif dari bahasa gaul anatara
lain:
·
Remaja menjadi lebih
kreatif. Seiring dengan perkembangan zaman yang ada mereka selalu menciptakan
kosakata-kosakata baru.
2. Dampak negatif dari bahasa gaul antara
lain:
·
Penggunaan bahasa gaul
dapat mempersulit penggunanya untuk berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
·
Bahasa gaul dapat
mengganggu siapapun yang membaca dan mendengar kata-kata tersebut. Karena,
tidak semua orang mengerti akan maksud dari kata-kata gaul tersebut. Bahkan
orang awam membutuhkan waktu yang lama untuk memahami maksud kata-kata
tersebut.
·
Bahasa gaul dapat
mempersulit penggunanya dalam berkomunikasi dengan orang lain dalam acara yang
formal.
·
Bagi masyarakat lain yang
merasa terganggu dengan bahasa gaul, menganggap bahasa gaul sangat sulit
dipahami demikian juga penulisan dengan huruf gaul sangat menyulitkan bagi
beberapa orang untuk membacanya
3. Dampak negatif dari bahasa asing antara
lain:
·
Masyarakat Indonesia
mulai mengentengkan atau menggampangkan untuk belajar bahasa Indonesia.
·
Masyarakat Indonesia lama
kelamaan akan lupa bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan.
·
Anak-anak mulai
menganggap rendah bacaan Indonesia.
·
Lama kelamaan masyarakat
Indonesia akan sulit mengutarakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
·
Mampu menghilangkan
semangat nasionalisme dan sikap bangga pada bahasa dan budaya sendiri.
4. Dampak positif dari bahasa asing antara
lain :
·
Semakin banyak orang yang
mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris maka akan semakin cepat pula proses
transfer ilmu pengetahuan.
·
Menguntungkan dalam
berbagai kegiatan (pergaulan internasional, bisnis, dan sekolah).
·
Seseorang dapat menguasai
dua atau lebih bahasa.
Hal
tersebut membawa dampak tersendiri bagi eksistensi bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional. Sebagian pemakai bahasa Indonesia menjadi menganggap rendah,
dan tidak percaya akan kemampuan bahasa Indonesia dalam mengungkapkan pikiran
dan perasaannya dengan lengkap, jelas, dan sempurna.
UPAYA
PELESTARIAN BAHASA INDONESIA
J.S.
Badudu (1987:34) mengemukakan bahwa, kesadaran nasional termasuk kesadaran
berbahasa perlu ditingkatkan. Cintailah bahasa Indonesia bukan hanya dengan
ucapan, melainkan dengan berbuatan yang nyata, yaitu selalu ingin menggunakan
bahasa Indonesian yang baik dan benar. Berikan perhatian kepada bahasa
Indonesia, kalau perlu mendalaminya lagi sekiranya merasa bahwa penguasaan
bahasa kita kurang. Harus selalu berhati-hati dalam bertutur dan menggunakan
bahasa tulis, apalagi bila kita tergolong orang yang disebut kaum intelektual.
Untuk
menghindari punahnya bahasa Indonesia di negeri sendiri perlu adanya upaya
pelestarian terhadap bahasa Indonesia. Dalam upaya pelestarian ini diperlukan
peran-peran dari semua lapisan masyarakat serta perlu adanya metode-metode lain
untuk lebih melestarikan bahasa Indonesia. Peran dan metode tersebut
diantaranya sebagai berikut:
1. Peran
pemerintah
Pemerintah
adalah pihak yang wajib menjadi contoh atau anutan dalam pelestarian bahasa
Indonesia. Pemerintah dapat mendorong masyarakatnya untuk lebih melestarikan
bahasa Indonesia dengan cara wajib berbahasa Indonesia di segala aspek
kehidupan sehari-hari. Selain itu, pemerintah harus memberikan contoh berbahasa
Indonesia di segala aspek kepada masyarakatnya.
2. Peran
media massa
Media
masa memegang peranan penting bagi pelestarian bahasa Indonesia. Kata dan
istilah baru, baik yang bersumber dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing,
pada umumnya lebih awal dipakai oleh media massa. Baik media surat kabar,
radio, dan televisi. Media massa memiliki jumlah pembaca, pendengar, dan
pemirsa yang banyak. Oleh sebab itu, media masa mempunyai pengaruh yang besar
di kalangan masyarakat. Karena keberadaan media massa merupakan suatu peluang
yang perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya. Pers diharapkan mampu menyosialisasikan
hasil-hasil pembinaan dan pengembangan bahasa, dan mampu menjadi contoh yang
baik bagi masyarakat dalam hal pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar.
3. Lingkungan
sekolah
Pendidikan
merupakan salah satu alternatif terbaik untuk membudidayakan bahasa Indonesia
agar menjadi bahasa yang benar-benar digunakan sesuai peraturan dan sesuai
fungsinya. Pada lingkungan sekolah guru adalah orang yang berperan penting
dalam pendidikan dan juga pelestarian bahasa Indonesia karena guru dapat
mengajarkan murid-muridnya bahasa Indonesia yang baik dan benar serta
menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar pendidikan dan bahasa
sehari-hari.
4. Keluarga
(Orang Tua)
Keluarga
merupakan lingkungan pertama bagi anak dalam memperoleh pendidikan. Oleh karena
itu, dibutuhkan peran orang tua khususnya untuk mengajarkan anak-anaknya dalam
pelestarian bahasa Indonesia yang baik dan benar, bukan hanya bahasa daerahnya
saja, karena bahasa Indonesia sangat penting dalam kehidupan mereka di kemudian
hari agar suatu saat nanti mereka dapat melestarikan bahasa negaranya tersebut
kepada anak cucu mereka kelak.
5. Remaja
Remaja
adalah faktor paling penting dalam pelestarian bahasa Indonesia, karena
remajalah yang paling banyak kegiatan yang mewajibkan mereka untuk berbahasa
yang benar, seperti pergaulan antar teman, adik kelas, orang yang lebih tua,
dan sebagainya. Oleh sebab itu, peran aktif dari remajalah yang dibutuhkan
dalam upaya melestarikan dan mempertahankan eksistensi bahasa Indonesia.
Referensi
:
http://all-be-on.blogspot.co.id/2012/11/artikel-peranan-bahasa-indonesia-dalam.html
http://nobita09.blogspot.co.id/2014/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html
Badudu,
J.S. 1987. Cakrawala Bahasa II. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sumarsono;
Paina Partana. 2004. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Sabda.
Chaer,
Abdul. 1998. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia.Jakarta: PT Rineka Cipta.
0 komentar:
Posting Komentar